10.42
Penguat operasional (op-amp) merupakan komponen aktif penting dalam rangkaian analog. Idealnya, op-amp memiliki tegangan offset input nol, namun pada kenyataannya terdapat perbedaan tegangan kecil antara input non-inverting dan inverting meskipun input teoritisnya nol. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh tegangan offset input terhadap keluaran op-amp.
1. Menganalisis dampak dari tegangan offset input terhadap sinyal keluaran op-amp.
2. Menentukan besarnya tegangan output akibat menggunakan konfigurasi penguat non-inverting.
3. Melakukan simulasi rangkaian pada Proteus untuk memverifikasi teori.
- Op-amp
perangkat penguat tegangan yang dirancang untuk digunakan dengan komponen umpan balik eksternal seperti resistor dan kapasitor antara terminal keluaran dan masukannya.
- Resistor (R1,Rf,Rc)
- Voltage source/battery
- Ground
Ground adalah titik kembalinya arus searah atau titik kembalinya sinyal bolak balik atau titik patokan dari berbagai titik tegangan dan sinyal listrik dalam rangkaian elektronika.
Tegangan offset input adalah tegangan kecil yang harus diterapkan antara terminal input op-amp agar output-nya menjadi nol ketika tidak ada input sinyal. Dalam konfigurasi penguat non-inverting, output op-amp dengan mempertimbangkan diberikan oleh:
Tegangan ini menyebabkan output memiliki pergeseran meskipun input sinyal = 0.
1. Input non-inverting diberi tegangan offset melalui pembagi tegangan.
2. Input inverting dihubungkan ke ground melalui resistor dan umpan balik negatif.
3. Op-amp memperkuat tegangan offset sesuai dengan gain .
4. Output op-amp menunjukkan tegangan yang bergantung pada
Contoh Soal 1
Jika
Jawab
vo
Diketahui
Contoh Soal 2
arus yang mengalir melalui
Contoh Soal 3
Sebuah rangkaian op-amp pembalik seperti gambar di bawah memiliki nilai-nilai yaitu: tahanan feed back = 330 kΩ; tahanan input = 1 kΩ; dan tegangan input = 17 mV. Hitung berapa perolehan tegangan (Av), tegangan output (Vout) dan tegangan catu daya (Vcc) pada rangkaian tersebut?
Jawab:
Diketahui:
- Rf = 330 kΩ = 330.000 Ω
- Rin = 1 kΩ = 1.000 Ω
- Vin = 17 mV = 0,017 V
Av = − Rf ÷ Rin = − 330.000 ÷ 1.000 = − 330
Vout = Av × Vin = − 330 × 0,017 V = − 5,61 V
Apabila input yang diberikan adalah +17 mV, maka output yang dihasilkan adalah − 5,61 V. Hal ini mengasumsikan bahwa tegangan catu daya (Vcc) yang digunakan memungkinkan output bergerak mencapai nilai itu. Sebuah catu daya ±6V terlalu kecil untuk itu, oleh karenanya membutuhkan catu daya dengan rating tegangan setidaknya ±8V (atau sekitar ±150% × Vout), untuk menguatkan tegangan input sebesar 17 mV.
Sehingga diperoleh Av = − 330; Vout = − 5,61 V; Vcc = ±8 V.
1. Apa yang dimaksud dengan tegangan offset input pada op-amp?
A. Tegangan output maksimum op-amp
B. Tegangan yang diperlukan untuk menghilangkan bias termal
C. Tegangan antara input inverting dan non-inverting agar output = 0
D. Tegangan input minimum agar op-amp bekerja
Jawaban:C
2. Apa akibat dari adanya tegangan offset pada output op-amp?
A. Output menjadi nol
B. Output menjadi lebih stabil
C. Output mengalami pergeseran meskipun tidak ada sinyal input
D. Tidak ada pengaruh sama sekali
1. Buka Proteus dan buat proyek baru.
2. Tambahkan komponen:
- Op-amp
- Resistor (R1,Rf,Rc)
- Voltage source
- Ground
3. Bangun rangkaian sesuai Gambar 10.42:
- Hubungkan ke input non-inverting (+) melalui Rc
- Hubungkan input inverting ke ground melalui R1, dan ke output melalui Rf
4. Set nilai R1,Rf,Rc
5. Set tegangan offset kecil
6. Tambahkan voltmeter atau probe pada output
7. Jalankan simulasi dan amati hasil tegangan output
Rangkaian 10.42
Download File Proteus Rangkaian 10.42 (disini)
Download Datashet Resistor (disini)
Download Datashet Op-Amp 741 (disini)
Download Video Percobaan Rangkaian (disini)
Komentar
Posting Komentar